Kategori
Tak Berkategori

RECYCLE MELAWAN SERAGAM

Dalam sekolah, kami adalah subjek utama. Tanpa kami, sekolah hanyalah sekomplek gedung kosong layaknya gudang atau rumah hantu. Meski demikian, kami tak selalu butuh sekolah. Karena belajar tidak harus duduk berbaris menghadap satu dinding yang disebut depan.

Pendidikan tentunya harus mempertimbangkan kami sebagai point penting. kami sebagai makhluk bernyawa dan berakal tentu berbeda dengan buku atau kanvas. kami adalah pelukis diri kami sendiri.

Sementara itu, apa yang selalu mereka dengungkan?

“Di era modern kita harus memiliki skill”

“Kalau kalian belajar dengan tekun, kalian bisa sukses”

“Lulus sekolah dijamin kerja”

“Ikut bimbingan dijamin tembus sbmptn”

Siapa yang sebenarnya pelukis?

Tentunya kita boleh berbeda pendapat tentang ini. Bagi saya pribadi, skill bukan yang utama begitupun kesuksesan.

Yang lebih penting adalah menjadi manusia.

Saya sependapat dengan teman saya yang berkata. “Yang perlu kita pelajari di era informasi adalah cara menemukan. Metode yang sesuai melahirkan konklusi yang diharapkan.”

Lalu apa yang harus sekolah tawarkan bagi kami? memiliki mimpi untuk menjadi . Bantu kami “membuat jalan” menuju goals kami. bukan mereka. Kenalkan kami dengan kegagalan. Temani kami untuk berani mengambil tindakan. Dan ajari agar tidak malu mengangkat tangan untuk bertanya.

Dan apa yang tak boleh sekolah lakukan?

Menakut nakuti kami dicibir karena tidak tahu. Merasa minder karena tak sekolah. Yang terburuk, saat kami merasa tak sukses karena tak jadi alumni yang bawa mobil saat reuni.

Oleh inisiatip

teachventurer.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.